Hi there!
Mungkin surat ini akan menghampirimu dalam kebingungan.
Atau mungkin juga kau sudah menebak sebelumnya.
Tapi percayalah, surat ini menyampaikan apa yang belum mampu kuucapkan sebelumnya.
Hari ini, akhirnya terjadi.
Hari di mana aku menyesali semuanya.
Tapi, tidak semua hal yang kusesali buruk.
Hari ini aku hanya menyesali satu hal; mungkin juga itu yang terutama.
Untuk pertama kalinya, aku berharap waktu akan kembali ke awal.
Sehingga aku mampu mengulang semua kejadian itu.
Yang kusesali, mungkin adalah hal terindah dalam hidupku.
Seandainya waktu itu, kita tak bertemu. Ya, seandainya...
Tapi, apa dayaku bila saat ini ternyata pusaran arus telah menenggelamkan kita semua.
Menyeretku dalam labirin asa yang bahkan aku tak tahu kapan harus berakhir.
Bahkan hingga kini, aku tak tahu bagaimana caranya untuk merangkak keluar.
Dan bahkan untuk berdiri sembari mencari jawaban dari semua ini sepertinya mustahil.
Kakiku begitu lemah menopang seluruh permasalahan ini.
Ah seandainya waktu bisa kuputar.
Seandainya aku tidak terlalu bahagia saat itu.
Tapi nyatanya hingga hari ini, detik ini saat aku menulis surat ini, aku bahkan tidak rela menukar semua memori itu.
Ada yang bilang, memori yang terindah, hanya terjadi sekali dalam rentang hidup ini.
Dan yang pernah berlalu waktu itu, adalah memori terindahku untuk pertama kalinya.
Hingga kini, aku masih belum tahu apakah kelak aku rela menukarnya untuk terhapus atau tidak.
Yang pasti hingga sekarang, aku tak rela menukarnya, meski pernah kusesali.
-postingan hari pertama untuk project 30 Hari Menulis Surat Cinta-
Mungkin surat ini akan menghampirimu dalam kebingungan.
Atau mungkin juga kau sudah menebak sebelumnya.
Tapi percayalah, surat ini menyampaikan apa yang belum mampu kuucapkan sebelumnya.
Hari ini, akhirnya terjadi.
Hari di mana aku menyesali semuanya.
Tapi, tidak semua hal yang kusesali buruk.
Hari ini aku hanya menyesali satu hal; mungkin juga itu yang terutama.
Untuk pertama kalinya, aku berharap waktu akan kembali ke awal.
Sehingga aku mampu mengulang semua kejadian itu.
Yang kusesali, mungkin adalah hal terindah dalam hidupku.
Seandainya waktu itu, kita tak bertemu. Ya, seandainya...
Tapi, apa dayaku bila saat ini ternyata pusaran arus telah menenggelamkan kita semua.
Menyeretku dalam labirin asa yang bahkan aku tak tahu kapan harus berakhir.
Bahkan hingga kini, aku tak tahu bagaimana caranya untuk merangkak keluar.
Dan bahkan untuk berdiri sembari mencari jawaban dari semua ini sepertinya mustahil.
Kakiku begitu lemah menopang seluruh permasalahan ini.
Ah seandainya waktu bisa kuputar.
Seandainya aku tidak terlalu bahagia saat itu.
Tapi nyatanya hingga hari ini, detik ini saat aku menulis surat ini, aku bahkan tidak rela menukar semua memori itu.
Ada yang bilang, memori yang terindah, hanya terjadi sekali dalam rentang hidup ini.
Dan yang pernah berlalu waktu itu, adalah memori terindahku untuk pertama kalinya.
Hingga kini, aku masih belum tahu apakah kelak aku rela menukarnya untuk terhapus atau tidak.
Yang pasti hingga sekarang, aku tak rela menukarnya, meski pernah kusesali.
-postingan hari pertama untuk project 30 Hari Menulis Surat Cinta-
0 comments