google-site-verification=pmYaR7Wkl72nz8GRfCYRHkG7F2d5HrD-tTSuQpSxRqU Bantulah Aku | LIMA HURUF by Hanna Suryadika

Bantulah Aku

Hello Monday!

"Duh, hari senin!" gerutu mereka.
Lantas aku tersenyum dalam hati.
Apakah aku tak serta merta menggerutu bersama mereka?
Ternyata hatiku sudah menggerutu sama persis dengan yang mereka ucapkan tadi.

Hai hari senin.
Baru beberapa pekan lalu rasanya aku tak menyesali kedatanganmu, dan berjanji untuk tetap seperti itu.
Tapi nyatanya, beberapa pekan lalu aku tak kuasa menyambut datangnya pagi.
Aku rebah serebahnya saat tak hanya hari itu dirimu tiba, tapi juga suhu tubuhku meningkat, dan flu menyerang.
Ah the perfect morning of Monday.
Sayangnya aku tak bisa beringkar, aku harus tetap bangkit menghadapi hari awal dalam minggu itu.
Aku harus membuat suatu awal yang baik, setidaknya dalam minggu itu, dalam bulan pertama tahun ini.

Maka, mesti banyak ketakutan dalam diriku yang melebihi kemampuanku,
meski aku diserang oleh virus musim hujan yang sedang mewabah
meski banyak perihal kecil yang akan sangat merepotkanku hari itu,
Tolong, bantulah aku untuk setidaknya bisa tersenyum, jika memang sulit untuk tertawa.
Bantulah aku untuk bisa bersyukur dalam setiap tarikan dan hembusan nafasku.
Karena yang kutahu, segala awal hari yang baik bergantung dari apa yang terjadi di pagi hari.

Dan, sekarang aku akan memulai menjalani pagi hingga malam menjelang, dalammu, hari Senin.
Bantu aku untuk melaluinya dengan baik, selalu baik.

Selamat pagi, Senin!

Hormat saya,
Seseorang yang menolak untuk phobia denganmu

0 comments