Selamat siang, kamu
Semalam rasanya seperti baru saja kita bertemu dalam mimpiku.
Tak terasa apakah itu semua nyata atau memang kerinduanku sudah begitu membuncah untukmu.
Sayangnya, mungkin kini kau ada jauh dari tempatku.
Entah sudah berapa malam lamanya kau lewatkan dengan tidak disini, bersamaku.
Seandainya kau tahu jika saya begitu membutuhkanmu di masa-masa kritis ini.
Masih kuingat betapa kau akan mendekapku hangat saat udara dingin menyergapku kala malam saatku terjaga.
Kaupun tentu tahu takkan pernah kulewatkan sedikitpun momen kehadiranmu.
Kehadiranmu adalah kehidupanku.
Disana dapat kutemukan jutaan sumber inspirasiku.
Darimulah, nyawaku seakan tak pernah mati dan takkan pernah habis semangatku membakar kertas-kertas di hadapanku.
Untuk pertama kalinya dalam masa ini, dapatkah kau singgah kemari, mengunjungiku?
Duhai langit malam nan cerah, sekali ini saja, kumohon singgahlah di sini.
Bayangkan betapa merana hidupku yang telah lama kau tinggal bersama langit gelap yanng tak bersahabat.
Karena dengannu, hanya denganmu dan kerlipan bintang-bintang kecilmulah kutahu akann ada kawanku saat malamku terjaga.
Langit malamku, bintang-bintangku, kembalilah padaku, sudah lama kalian enggan bertahta di kotaku.
Salam rindu,
Pengamat dan penikmatmu, langit malam nan cerah.
Solo, 22 Februari 2014.
#30HariMenulisSuratCinta hari ke 22
2 comments
Di salatiga hujan terus nih. Untung malam sih gak. Tapi gpp, biar debu Kelud bisa bersih. Tetap tenang, Alam selalu tahu cara menyeimbangkan dirinya sendiri. :)
ReplyDelete-Mike, Tukang Batu. Eh, Tukang pos.
Disini dari siang sampe malem, aweett :') hahaa..
DeleteSemoga segera pulih juga ya di salatiga :D