dear dy,
hari ini kuputuskan untuk bercerita sepenuhnya kepadamu soal masalah ini.
entah sejak kapan kuputuskan untuk menentukan jalan hidupku sendiri. yang kutahu, sudah sejak lama kuucapkan padamu. masih kuingat kalimatku waktu itu: "pokoknya aku nggak bisa lagi ada disini. semuanya tak boleh lagi sama, semuanya harus berubah".
namun ternyata tak semudah itu untuk berubah. rupanya kakiku telah tertancap disini, demikian pula hati dan hidupku. lalu apa kuasaku? aku bisa apa? demikian elakku saat itu.
"aku tak mau sakit," kataku. kemudian kau hanya memejamkan matamu, dan mundur bersandar ke sofa sembari membenahi posisi dudukmu.
lama kau diam, tak membuka tanggapan atas pernyataanku. lalu katamu "kau tak bisa seperti ini. asal kau tahu, cepat atau lambat penyakit itu memang akan menjadi bagian hidupmu," ujarmu sambil menghela nafas panjang.
harus ada yang mengubah, agar semuanya bisa berubah. tak akan ada perubahan yang begitu menenangkan di awalnya.
saat ini, aku telah siap untuk penyakit yang akan menyambutku. aku sudah siap untuk rasa sakit yang paling hebat sekalipun, dy.
aku siap menebus waktu waktu lalu yang telah kusia-siakan begitu saja.
dy, aku telah berkemas. tapi aku tak akan pulang. aku tak punya rumah, setidaknya begitu yang kudengar dari nyinyiran tetanggaku. tapi aku pun tak akan menetap disini lagi. sudah cukup waktuku untuk beranjak.
aku akan pindah, dy.
aku sudah mengemasi barang-barangku dengan kenangannya masing-masing. aku sudah menetapkan tujuan melangkahku selanjutnya.
entah bagaimana masa lalu telah sempat menghancurkan impian masa depanku, tapi kini tak kubiarkan ia merusak kembali rencanaku.
aku akan pindah, menyusun bahkan mengulang hidupku lagi dari awal, dy.
aku sudah meninggalkann pesan pada ia yang masih mengekang kakiku begitu erat. baginya hidupku hanya bisa bersamanya. ia hanya perduli mimpinya, tidak denganku.
berat memang meninggalkann kebiasaan lama. semuanya terasa sudah mampu kukecap dan kubaui walau tanpa indera perasa. sakit memang saat akan berkemas dan mengingat semua yang telah dilalui bersama.
mungkin benardy, dulu ia yang utama dalam hidupku. namun rupanya akupun terlewat mengutamakan diriku sendiri.
bagiku, pindah adalah satu-satunya jalan terbaik. aku ingin bergerak, tak ingin menetap lebih lama lagi di sini.
yang kutahu, pindah berarti meninggalkan apa yang ada di belakang, berkemas, melupakan kenangan yang akan selalu menarik niat kita untuk bergerak.
aku tahu aku bisa, dy..
aku akan pindah. memang tak akan mudah. yang kutahu, ada indah dalam pindah. demikian pula akhir kisah ini, kuharap ia indah, sejak aku pindah.
your ex-partner.
di perpindahan pertamanya.
hari ini kuputuskan untuk bercerita sepenuhnya kepadamu soal masalah ini.
entah sejak kapan kuputuskan untuk menentukan jalan hidupku sendiri. yang kutahu, sudah sejak lama kuucapkan padamu. masih kuingat kalimatku waktu itu: "pokoknya aku nggak bisa lagi ada disini. semuanya tak boleh lagi sama, semuanya harus berubah".
namun ternyata tak semudah itu untuk berubah. rupanya kakiku telah tertancap disini, demikian pula hati dan hidupku. lalu apa kuasaku? aku bisa apa? demikian elakku saat itu.
"aku tak mau sakit," kataku. kemudian kau hanya memejamkan matamu, dan mundur bersandar ke sofa sembari membenahi posisi dudukmu.
lama kau diam, tak membuka tanggapan atas pernyataanku. lalu katamu "kau tak bisa seperti ini. asal kau tahu, cepat atau lambat penyakit itu memang akan menjadi bagian hidupmu," ujarmu sambil menghela nafas panjang.
harus ada yang mengubah, agar semuanya bisa berubah. tak akan ada perubahan yang begitu menenangkan di awalnya.
saat ini, aku telah siap untuk penyakit yang akan menyambutku. aku sudah siap untuk rasa sakit yang paling hebat sekalipun, dy.
aku siap menebus waktu waktu lalu yang telah kusia-siakan begitu saja.
dy, aku telah berkemas. tapi aku tak akan pulang. aku tak punya rumah, setidaknya begitu yang kudengar dari nyinyiran tetanggaku. tapi aku pun tak akan menetap disini lagi. sudah cukup waktuku untuk beranjak.
aku akan pindah, dy.
aku sudah mengemasi barang-barangku dengan kenangannya masing-masing. aku sudah menetapkan tujuan melangkahku selanjutnya.
entah bagaimana masa lalu telah sempat menghancurkan impian masa depanku, tapi kini tak kubiarkan ia merusak kembali rencanaku.
aku akan pindah, menyusun bahkan mengulang hidupku lagi dari awal, dy.
aku sudah meninggalkann pesan pada ia yang masih mengekang kakiku begitu erat. baginya hidupku hanya bisa bersamanya. ia hanya perduli mimpinya, tidak denganku.
berat memang meninggalkann kebiasaan lama. semuanya terasa sudah mampu kukecap dan kubaui walau tanpa indera perasa. sakit memang saat akan berkemas dan mengingat semua yang telah dilalui bersama.
mungkin benardy, dulu ia yang utama dalam hidupku. namun rupanya akupun terlewat mengutamakan diriku sendiri.
bagiku, pindah adalah satu-satunya jalan terbaik. aku ingin bergerak, tak ingin menetap lebih lama lagi di sini.
yang kutahu, pindah berarti meninggalkan apa yang ada di belakang, berkemas, melupakan kenangan yang akan selalu menarik niat kita untuk bergerak.
aku tahu aku bisa, dy..
aku akan pindah. memang tak akan mudah. yang kutahu, ada indah dalam pindah. demikian pula akhir kisah ini, kuharap ia indah, sejak aku pindah.
your ex-partner.
di perpindahan pertamanya.
0 comments