Hai! Kali ini mau bahas soal pervaksinan kali ya, mumpung lagi ramai dan hangat banget jadi perbincangan di mana-mana sejak awal tahun ini.
Jadi saya mau cerita pengalaman tentang vaksinasi yang saya lakukan di bulan Maret 2021 lalu. Waktu itu sih udah mulai santer berita tentang vaksin yang masuk ke Indonesia dari bulan Januari ya. Sempet ada teman yang tanya juga apa di tempat saya kerja udah ada pendaftaran vaksinasi atau belum. Saya jawabnya sih belum ada, bahkan Februari aja tuh masih nihil banget deh tentang kabar vaksinasi di institusi saya kerja.
Sempat jawab juga dengan isengnya: "(Saya sih) Nanti aja kapan-kapan gak apa-apa. Siapa tahu dapetnya kan Astra Zeneca atau Pfizer. Aku kalau dapet ya syukur, gak dapet yaudah gak masalah."
Gitu ceritanya, soalnya waktu itu masih rame berita dan komentar yang meragukan Sinovac, sementara kuota awal-awal vaksin yang dateng di Indonesia itu ya Sinovac.
Tapi datenglah berita di awal Maret kalau kantor saya ternyata kebagian jatah untuk vaksinasi semua pegawai, bahkan termasuk non pegawai dan mitra-mitra terkaitnya juga. Oke, dijadwalkan lah itu tiap karyawan kapak vaksinasinya. Saya dapet di hari pertama yaitu 11 Maret 2020.
Sebelum jadwal keluar, itu sudah beredar surat larangan untuk bepergian mungkin biar yang bersangkutan nanti gak susah dicari dan gak ada alasan untuk gak vaksin ya. Jadi semua orang dipastikan available untuk vaksinasi (kecuali beberapa orang lainnya yang gak memenuhi syarat vaksinasi).
Apa aja sih yang harus disiapkan sebelum vaksinasi?
1. Siapkan pakaian lengan pendek atau yang sekiranya memudahkan proses vaksinasi. Jadi hindari pakaian yang ketat pada bagian lengan. Pastikan lengan bagian atasmu mudah untuk dijangkau.
2. Pastikan istirahat yang cukup dan kondisi tubuh cukup prima, karena akan ada pemeriksaan kesehatan sebelum vaksinasi.
Siapa saja yang BELUM diperkenankan untuk vaksinasi?
1. Penyintas Covid-19 yang belum genap 3 bulan setelah dinyatakan negatif
2. Penderita Covid-19
3. Ibu hamil
4. Penderita alergi berat
5. Penderita asma yang sering kambuh (tidak terkontrol)
6. Penderita kanker
7. Penderita Stroke
8. Penderita penyakit kronik (penyakit paru obstruktif kronis, jantung, gangguan ginjal, liver)
9. Penderita autoimun sistemik (SLE/ lupus/ sjorgen/ vaskulitism dan autoimun lain)
10. Penderita diabetes melitus tidak terkontrol (tidak minum obat teratur)
11. Penderita epilepsi tidak teratur (tidak minum obat teratur dan sering kambuh)
12. Orang dengan HIV namun tidak minum teratur
13. Menderita batuk/pilek, demam (suhu di atas 37.5 Celcius)
Nah selanjutnya kita bahas ke tahap pelaksanaan vaksinasi ini ya. Saya datang sesuai jadwal saya, di hari yang sama cuma sengaja memilih jadwal yang agak siangan karena ya namanya itu masih hari pertama ya jadi meminimalisir chaos aja sebenarnya biar sistemnya lebih rapi dikit kalau dateng lebih siang. Harapannya juga lebih sepi orang, meski pada akhirnya tetap ramai sih walau antriannya sudah jauh lebih rapi dari yang jadwal pagi.
Gimana tata urutan antrian vaksinasi di kantor saya? (note: tiap lokasi vaksinasi bisa jadi berbeda tata urutannya tergantung panitia masing-masing)
1. Periksa kondisi kesehatan. Sebelumnya sudah dicek suhu, jadi di tahap ini akan diperiksa tensinya dan ditanya riwayat penyakitnya. Kalau oke dan good to go akan masuk ke antrian untuk vaksinasi.
2. Antri (perlu dijelaskan biar dapat gambaran hahahaa. btw aku antrinya cukup lama). Saya dapet antrian perempuan awalnya, rupanya antrian perempuan ini nantinya bakal dipisah di ruangan tertutup untuk memfasilitasi yang berhijab. Cuma karena saya pikir antrian khusus perempuan ini cukup lama ya, jadi saya sih ikut antrian yang campur atau umum aja biar mempercepat proses.
3. Vaksinasi dilakukan. Sebelum vaksinasi, nanti data diri yang sudah saya bawa dan hasil pemeriksaan seputar suhu, tensi, dan riwayat penyakit tadi bakal dicek lagi sama vaksinator. Kemudian seperti biasa proses vaksinasi gak lama, cuma memakan kurang lebih 5 menit aja. Dokternya pun memastikan vaksin Sinovac yang dipakai masih tersegel.
4. Selesai vaksin, diarahkan untuk lapor administrasi ke 2 meja. Yang 1 dari internal kantor untuk memastikan data diri karyawan yang sudah divaksinasi atas nama siapa dan unit kerjanya mana. Yang ke 2 sepertinya dari tenaga kesehatan ya karena data lembar kesehatan dan stempel tanda vaksinasi kita diserahkan ke mereka. Dari meja ke 2 ini dikasih tahu untuk tunggu sekitar 30 menit sesudah vaksinasi.
5. Menunggu 30 menit untuk melihat adakah reaksi pascavaksinasi yang muncul. Saya pernah tanya ke petugasnya, reaksi seperti apa yang harus saya laporkan kalau muncul dalam 30 menit ke depan? Dijawabnya: Beda-beda hasil tiap orang, mungkin ada yang demam/panas, atau gatal, atau reaksi apapun yang buat gak nyaman diharapkan untuk lapor.
6. Setelah menunggu 30 menit, syukurnya ga ada reaksi apapun yang muncul. Gak lama setelah nunggu, nama saya dipanggil untuk ambil stiker dan selembar kertas tanda sudah vaksinasi deh.
Untuk vaksinasi tahap ke 2 sama persis urutannya. Saya vaksinasi kedua tanggal 30 Maret di kantor juga.
Reaksi apa yang muncul saat atau sesudah vaksinasi?
Untuk vaksinasi yang pertama saya sih gak ada efek apapun. Cuma beberapa hari sesudah vaksinasi tuh merasa tidurnya makin pulas aja, rasanya kayak deep sleep banget, enak! Hahahaa. Nah cuma untuk yang ke dua nih sesudah vaksinasi terasa lumayan berat dan pegel banget di area lengan yang kena suntik. Padahal waktu pertama mah gak ada apa-apa. Reaksi ini juga dirasakan beberapa orang di kantor saya yang waktu vaksinasinya bersamaan. Untuk reaksi hasil vaksinasi kedua ini juga langsung bikin saya pulas banget tidur dan lebih cepet tidur nyenyaknya di hari pertama sampai berhari-hari berikutnya. Pegelnya juga masih tersisa sampai berhari-hari ke depan. Cuma selebihnya sih nggak ada efek yang serius banget. Orang tua saya yang dapat vaksin dengan merk sama juga bilang merasakan efek tidur nyenyak dan pulas ini pascavaksinasi.
Nah sepertinya sudah cukup panjang dan lebar ya cerita tentang vaksinasi ini. Tapi saya mau tekankan lagi, efek vaksinasi tiap orang mungkin beda-beda ya. Saya juga dari awal termasuk yang santai aja dan gak ambil pusing tentang berita yang bersliweran. Prinsipnya mah ini usaha kita untuk terhindar dari penyakit, jaga kesehatan dan kebersihan sih tetap harus jalan habis ini karena masih banyak yang belum imun, termasuk saya. Kan vaksinasi tidak menjamin orang gak bakal tertular, hanya mengurangi risikonya aja. Sekali lagi, apapun merk vaksinnya saya sih terima saja yang mana yang duluan didapat, daripada nunggu-nunggu yang lain kan belum tentu kita terdaftar sebagai penerima vaksinnya nanti.
Jadi selagi ada kesempatan, segeralah daftar dan cek namamu apakah udah bisa vaksin atau belum?
See ya!
Regards,
HS
0 comments