google-site-verification=pmYaR7Wkl72nz8GRfCYRHkG7F2d5HrD-tTSuQpSxRqU Menjalani Impian | LIMA HURUF by Hanna Suryadika

Menjalani Impian

"Han, lagi sibuk apa sih?"

Banyaaak sekali pertanyaan seperti ini, serupa dan sejenis, yang menghampiri saya belakangan ini. Pertanyaan yang memang nggak salah sih ditanyakan. Cuma emang agak sensitif ditanyain dulu waktu baru kelar tugas di daerah. Rasanya mau break dulu dari kerja, liburan dulu. Eh lha society udah repot aja nanyain. (((Society)))
Tapi tenang, untungnya, hidup saya masih lebih jumpalitan di 2015, masa tunggu sejak lulus kuliah ke dapet kerja agak lama, padahal mah waktu itu ada yang digarap juga, cuma ga semua orang tau aja.
Wajar- wajar aja sih sebenarnya pertanyaan begitu, meski saya sempet sensi ditanyain, karena memang setahun terakhir kemarin saya abis menarik diri dari peradaban, jadi guru SD di daerah 3T.

          

Jadi kalau saya jawab sih sekarang, jawabannya begini: "Lagi sibuk menjalani impian nih. Menjalani hidup sesuai yang aku impikan."


Sadisss banget yekan. Hahaha maap.
Tapi di luar itu, beneran deh sekarang saya lebih selektif semenjak pulang dari Natuna. Bongkar ulang, re-planning the future. Fokus ke target. Targetnya apa? Ada, banyak. Salah satu target terdekat adalah kuliah lagi, di Inggris. Target yang deket banget meski ngga mudah memang mewujudkannya. Target selanjutnya pun masih banyak: keliling Indonesia, punya lensa baru, nulis buku (semoga tahun ini launching), menang lomba nulis atau foto, hidup sehat mulai 2018, lebih hemat dan bijaksana saat mengeluarkan uang, bisa berbuat hal yang nyata juga untuk pendidikan daerah (panjang cerita dan memang panjang jalannya untuk ini).

Hal terdekat yang sudah terealisasi adalah dengan membuat dapur ngebul kembali. Asiikk :))
Jadi sesungguhnya, semenjak kerja di Blok M 2 tahun lalu, saya kok agak gimana gitu sama perjuangannya ke Blok M. Iya tau, Cempaka Putih- Blok M emang ga jauh- jauh banget. 19 km ajah emang, bisa naik Trans Jakarta, atau ojek online cuma 20 ribuan emang. Tapi untuk jam kerja yang fleksibel banget rasanya agak watir juga.
Makanya,


Well, I'll keep this story later. Akhirnya saya punya impian, untuk kerja di sekitaran Cempaka Putih aja ah. Lha tapi di Cempaka Putih ngga ada kantor yang cihuy! Akhirnya mulailah memperluas zona nyaman, eh nyaman juga nih sekiranya ngantor di Monas atau sekitaran jalan Medan Merdeka gitu. Ga cuma di situ aja, dulu waktu masih di private sector mikir kok kayaknya seru cobain tantangan kerja di government, bagian public policy kan yang pegang government dan memang ngaruhnya sih ke private sector yang waktu itu jadi ranah kerja saya. Tapi kemudian Tuhan berkata lain ya kan. Saya mencicipi kerja dulu di education sector tapi jalannya melalui sebuah NGO (non government organizations).

Sesudahnya barulah tunai tugas saya di daerah, saya off bekerja di Januari 2018. Eh Februari 2018, Puji Tuhan, rezeki dapur ngebul nyangkut! Hahaa. Kerja lah di government per Februari. Btw kerja ini pun saya yakini sepenuh hati bahwa ngga semua pekerjaan itu semata materi dan karir. Tapi satu hal: membuat pikiran tetap berpikir. Ini yang amat saya perlukan dari bekerja. Dan lagi yang saya syukuri, sejak 2015 berarti saya sudah berkarya di 3 sector: private, NGO, dan government. Well, not to mention that I'm good at this, but I'll try my best to keep up the good of life. Yak pokoknya begitulah, undescribable.

             

Saya nulis ini bukan untuk pamer, lha ngapain juga karena masih bukan siapa- siapa. Karena sejauh ini saya masih mencoba menjadi person yang peduli pada mimpinya sendiri. Saya dulu adalah orang yang suka meniadakan ego saya, suka lupa kalo diri sendiri pun perlu diperhatikan. Ya gitu deh.  Tapi thanks to Indonesia Mengajar, sejak setahun lalu saya belajar untuk lebih mengenal diri saya sendiri. Mengetahui apa yang kamu mau dan kamu senangi itu penting. Sejak saat itu saya tulis semua mimpi saya yang pernah tercetus dan belum terwujud. "Ya tulis aja dulu, kali aja semesta mendukung dan bisa mewujudkan banyak keinginan saya ini," gitu pikir saya waktu itu. Pun awal tahun 2018 ini saya nulis lagi resolusi baru dan yang lama yang belum terwujud.

Sekali lagi demi...ya kali aja Tuhan sedang bermurah hati mewujudkan keinginan hambaNya yang suka lupa diri ini. 2016- 2017 adalah salah satu masa dalam hidup yang rasanya saya nggak perlu minta apa- apa lagi sama Yang Kuasa. Semua wishlist utama saya hampir terpenuhi. Saya sampai sempat takut akan menghabiskan "jatah keberuntungan" saya di tahun itu.

Tapi semoga tahun 2018 ini lebih grande lagi kejutan- kejutan manisnya :)
Dan tahun 2018 ini saya masih berusaha untuk tetap di jalur hidup sebagai seorang Hanna yang sesungguhnya. I made my own rule in my life. Jadi sekarang, izinkan saya menjawab pertanyaan itu dengan yakin: "Saya sedang hidup dan menjalani mimpi- mimpi saya dari dulu."

So, follow your life path, make your own rules in your own life, not people's.

Regards,
HS.

*Btw meme buibuk yang kocak dan nyeni banget ini didapat dari akun FB Page terngehits: Qasidah Memes for all Occasions. Love banget deh! ❤❤❤

0 comments