Siapa sangka kalau penghujung tahun 2016 ini akhirnya saya
resign dari pekerjaan sebagai seorang media planner dan malah ‘mendaratkan
diri’ pada sebuah titik di utara Indonesia yang bernama Natuna?
Tuhan rupanya merencanakan sesuatu memang indah, dan memang
tepat bila saya bersyukur atas semua berkat yang saya dapat di 2016 ini.
- Akhirnya saya memilih beralih haluan, murtad (entah sementara atau selamanya) dari profesi yang ada di ranah komunikasi, sesuai bidang keilmuan saya, dan menjadi seorang guru SD. Meski banyak pertimbangan, tapi saya tak pernah ragu sedikit pun untuk pilihan yang memang sudah tak imbang ini.
- Akhirnya saya jadi Pengajar Muda! Akhirnyaaa. Bahkan masih haru rasanya bila saat ini saya ingat kembali jika sampai hari ini saya pun telah resmi menjalani tugas sebagai seorang Pengajar Muda yang sudah lama saya idam- idamkan. 3 tahun bukanlah waktu yang sebentar, dan setelah setahun memendam mimpi lama, saya bisa mengejar impian itu.
- Akhirnya saya ada di Natuna. Natuna, sebuah kabupaten yang sebelum saya masuk camp pelatihan pun telah saya impikan, saya doakan dalam diam. Bahkan tak pernah ada orang yang tahu kalau kala itu saya sudah memohon untuk yang satu ini. Tentang indah pantainya, yang membujur luas mengelilingi kepulauan ini. Deretan pasir putih, air laut yang warnanya hijau kebiruan, kini hanya sebatas keinginan saja untuk bisa melihat itu semua. Ah ya, dan banyaaak sekali bintang- bintang di atas rumah saya di Setumuk, Natuna ini. Indah sekali lah nikmat yang satu ini.
- Akhirnya saya bisa merantau lagi. Pergi jauh dari rumah, alias merantau merupakan target pribadi saya selama ini. Menyenangkan ketika bertemu orang baru, belajar budaya baru, dan melihat banyak hal lainnya dari luar rumah. Bukannya saya tak senang ada di rumah tapi saya meyakini bahwa dengan bepergian jauh dari rumah, saya telah berproses menjadi seorang yang dewasa seutuhnya. Saya bisa belajar banyak hal dan mengatur perasaan saya (untuk tidak mudah rindu keluarga) dengan jauh dari rumah. Bahkan rindu pun terasa nikmat bila kita mengatur jarak.
- Akhirnya bertambah juga jumlah keluarga saya. Saya punya keluarga se- Indonesia! Ada 39 orang Pengajar Muda XIII, 40 orang bila termasuk saya. Semua berasal dari beragam latar budaya, pendidikan dan kota asal berbeda. Saya belajar banyak dari mereka ini, saya menghormati sekaligus menyayangi mereka setiap harinya. Bohong kalau saya tak pernah minder ketika bertemu mereka. Tapi saya tahu, setiap orang ada kapasitas dirinya masing- masing. Bukankah kita semua keren saat memaksimalkan diri kita sendiri?
Jadi saya sekarang mulai berpikir untuk
singgah di kota- kota asal mereka ini begitu selesai penempatan nanti. (Padahal
mah masih ada waktu setahun lagi! )
Kalau ditanya apa yang saya syukuri saat ini? Saya jawab: semua
hal yang pernah terjadi dalam hidup saya. Baik suka maupun duka, semua
menggiring saya pada hal- hal yang saya dapat di penghujung tahun ini. Semoga
nikmat ini selalu dan terus ada setiap waktunya. Semoga saya tak pernah lupa
untuk terus bersyukur dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain.
Salam dari indahnya Natuna!
-HS-
PS: kalau penasaran dengan cerita PM XIII Natuna selama
bertugas, sila cek tagar #NatunaBerkisah
0 comments