Raja Ampat pertama kali sekali menyambangi pikiran saya sejak 4 tahun lalu. Gambar keindahan lautnya menghampiri saya dalam sebuah laman twitter milik seorang teman. Melalui ujarannya yang berharap kelak diberi kesempatan ke Raja Ampat, disitulah saya mengenal bahwa keindahan itu ada di Papua. Sempat terpikirkan bahwa keindahan pulau dan laut yang ada di gambar tersebut ada di Thailand, Hawaii atau bahkan Maladewa, namun nyatanya keindahan itu lebih dekat dari yang saya perkirakan.
Raja Ampat, sebuah wilayah kepulauan, kabupaten yang baru berusia 10 tahun di Papua Barat. Terletak di jantung tempat berpusatnya segitiga karang dunia, Raja Ampat punya beragam keanekaragaman hayati laut yang terkaya di dunia. Saya mengingat baik- baik informasi itu, menyimpannya dalam benak saya seraya berdoa kelak diberi kesempatan untuk menyambanginya. Hari- hari berikutnya ranah sosial media saya kembali ramai oleh foto keindahan bawah laut di Raja Ampat. Wah! Indahnya Raja Ampat semakin membius perhatian saya. Warna- warni berjenis ikan dan koral serta indah lautnya merupakan suatu hiburan yang menenangkan bagi mata.
Kepulauan Raja Ampat yang indah nan elok itu, menyimpan berjuta kagumku. Ia salah satu keindahan surgawi di Indonesia. Ah, Indonesia memang terbukti menyimpan banyak permata keindahan alam dunia. Pertama melihat gambar Raja Ampat, hal ini memaksaku keingintahuanku. Tak ayal, saya pun mencari informasi seputar Raja Ampat. Mulai dari segi geografisnya, transportasi ke sana, keunggulannya apa saja, hingga harus mengeluarkan biaya berapa.
Pencarian saya mengantarkan ke situs Wonderful Indonesia, selangkah lebih dekat mengenal apa itu Raja Ampat. Sebuah kabupaten di provinsi Papua Barat, yang terdiri dari 4 pulau besar; Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool. Ketika mengetikkan nama- nama pulau tersebut di mesin pencari elektronik, saya terkagum akan banyaknya gambar yang luar biasa indah. Kelak saya harus bisa menikmati waktu saya sebaik- baiknya bila berkunjung kesana, mengabadikannya dalam tulisan dan foto agar kekal terbingkai. Dunia harus tahu Raja Ampat, bahkan ia tak kalah dari Maladewa sekalipun.
Dari mesin pencari itu pula, jemariku semakin lancar mengetikkan rasa keingintahuan akan Raja Ampat, yang selanjutnya kuketahui sebagai salah satu tempat menyelam terbaik di dunia. Maka ketika hari berkunjung ke Raja Ampat itu tiba, saya sudah harus bisa menyelam. Saya akan menyaksikan sendiri pertunjukan surga di bawah laut Raja Ampat, dengan menyelam, menyentuh airnya yang jernih dan indah, masuk ke dalam rahim alam Raja Ampat, menyatu bersamanya sejenak.
Selain menyelam, pantai di Raja Ampat pun akan kusambangi. Menapaki pasir- pasir halus yang menyusup di sela- sela kaki, sembari menikmati pemandangan pantainya, menanti senja tenggelam di Raja Ampat. Katanya, pemandangan tenggelamnya sang surya di Raja Ampat adalah salah satu hal yang wajib dilakukan bila berkunjung ke sana. Menjalani waktu yang berjalan melambat, mengamati keindahan ciptaan Yang Kuasa dalam setiap jengkalnya tanpa melakukan hal apapun hanya menikmati suguhan alam semata. Saya ingin belajar kehidupan dari setiap perjalanan jauh yang saya tempuh. Mungkin di area seluar 4,6 juta hektar ini saya bisa mengambil pelajaran dari kesederhanaan hidup para penduduknya yang mayoritas berpenghasilan dari menjadi nelayan.
Penduduk Raja Ampat merupakan salah satu masyarakat yang masih memegang erat adat dan budayanya. Mereka punya tanah yang indah di atas 87% wilayah lautannya, lengkap dengan hewan- hewan endemiknya. Sebut saja cendrawasih merah, cendrawasih Wilson, maleo waigeo, burung kakatua, burung nuri, kuskus dan waigeo semua punya tanah Papua ini. Tak hanya itu, lautannya dipenuhi dengan 1.104 jenis ikan, ratusan jenis hewan lunak, serta lebih dari 500 jenis hewan karang. Kaya sekali bukan alam mereka?
Penduduk Raja Ampat tinggal di beberapa pulau- pulau kecil yang ada, sebagian lainnya malah belum berpenghuni. Penghuni pulau- pulau kecil ini disebut juga sebagai orang pulau. Orang- orang pulau yang punya hak adat di wilayah Raja Ampat ini memiliki cara yang unik untuk menjaga alamnya. Saya ingin belajar dari mereka, cara mereka merawat apa yang mereka punya tak pelak lagi memang cara mereka bersyukur.
Awalnya saya tak paham apa itu sasi laut, tapi memang rupanya hal itulah yang berlaku sebagai adat di tanah Papua maupun Maluku. Mencari tahu Raja Ampat, saya bertemu fakta unik mengenai sasi laut ini. Sebuah ketentuan adat yang dirundingkan oleh masyarakat sebagai ketentuan hukum yang mutlak ditaati oleh semua orang pulau. Menjaga laut dan seisinya pada masa tertentu, tidak menjamah apalagi mengambil apa yang ada di dalamnya. Setelah sasi berakhir waktunya, masyarakat akan berpesta untuk membuka sasi ini dan merayakannya dengan hasil laut yang mereka panen. Saya punya banyak keingintahuan dan tanya tentang adat mereka, tentang sasi laut, tentang bagaimana akhirnya ketentuan ini bisa begitu mengikat.
Sistem pengelolaan dan konservasi alam berbasis masyarakat ini seakan menarikku untuk lebih berani melangkahkan kaki. Saya akan mengabulkan rasa penasaran dalam diriku akan Raja Ampat. Penasaranku akan keindahan alamnya, akan isi lautnya yang megah, akan pantai indahnya, tradisi masyarakatnya, hingga cara mereka merawat surga di tanah kelahirannya sendiri. Saya kelak akan merekam semua apa yang bisa ditampung dalam ingatanku, menuangkannya ke dalam sebuah tulisan, menangkapnya dalam bingkai gambar dalam kamera, dan memberi tahu dunia akan Raja Ampat.
Oleh: Hanna Suryadika
Data dan informasi diolah dari:
http://bit.ly/1tcLDX0
http://forda-mof.org/files/6-Kajian_sosekbud_masy_gag_1_Manokwari.pdf
Raja Ampat, sebuah wilayah kepulauan, kabupaten yang baru berusia 10 tahun di Papua Barat. Terletak di jantung tempat berpusatnya segitiga karang dunia, Raja Ampat punya beragam keanekaragaman hayati laut yang terkaya di dunia. Saya mengingat baik- baik informasi itu, menyimpannya dalam benak saya seraya berdoa kelak diberi kesempatan untuk menyambanginya. Hari- hari berikutnya ranah sosial media saya kembali ramai oleh foto keindahan bawah laut di Raja Ampat. Wah! Indahnya Raja Ampat semakin membius perhatian saya. Warna- warni berjenis ikan dan koral serta indah lautnya merupakan suatu hiburan yang menenangkan bagi mata.
Kepulauan Raja Ampat yang indah nan elok itu, menyimpan berjuta kagumku. Ia salah satu keindahan surgawi di Indonesia. Ah, Indonesia memang terbukti menyimpan banyak permata keindahan alam dunia. Pertama melihat gambar Raja Ampat, hal ini memaksaku keingintahuanku. Tak ayal, saya pun mencari informasi seputar Raja Ampat. Mulai dari segi geografisnya, transportasi ke sana, keunggulannya apa saja, hingga harus mengeluarkan biaya berapa.
Pencarian saya mengantarkan ke situs Wonderful Indonesia, selangkah lebih dekat mengenal apa itu Raja Ampat. Sebuah kabupaten di provinsi Papua Barat, yang terdiri dari 4 pulau besar; Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool. Ketika mengetikkan nama- nama pulau tersebut di mesin pencari elektronik, saya terkagum akan banyaknya gambar yang luar biasa indah. Kelak saya harus bisa menikmati waktu saya sebaik- baiknya bila berkunjung kesana, mengabadikannya dalam tulisan dan foto agar kekal terbingkai. Dunia harus tahu Raja Ampat, bahkan ia tak kalah dari Maladewa sekalipun.
Dari mesin pencari itu pula, jemariku semakin lancar mengetikkan rasa keingintahuan akan Raja Ampat, yang selanjutnya kuketahui sebagai salah satu tempat menyelam terbaik di dunia. Maka ketika hari berkunjung ke Raja Ampat itu tiba, saya sudah harus bisa menyelam. Saya akan menyaksikan sendiri pertunjukan surga di bawah laut Raja Ampat, dengan menyelam, menyentuh airnya yang jernih dan indah, masuk ke dalam rahim alam Raja Ampat, menyatu bersamanya sejenak.
Selain menyelam, pantai di Raja Ampat pun akan kusambangi. Menapaki pasir- pasir halus yang menyusup di sela- sela kaki, sembari menikmati pemandangan pantainya, menanti senja tenggelam di Raja Ampat. Katanya, pemandangan tenggelamnya sang surya di Raja Ampat adalah salah satu hal yang wajib dilakukan bila berkunjung ke sana. Menjalani waktu yang berjalan melambat, mengamati keindahan ciptaan Yang Kuasa dalam setiap jengkalnya tanpa melakukan hal apapun hanya menikmati suguhan alam semata. Saya ingin belajar kehidupan dari setiap perjalanan jauh yang saya tempuh. Mungkin di area seluar 4,6 juta hektar ini saya bisa mengambil pelajaran dari kesederhanaan hidup para penduduknya yang mayoritas berpenghasilan dari menjadi nelayan.
Penduduk Raja Ampat merupakan salah satu masyarakat yang masih memegang erat adat dan budayanya. Mereka punya tanah yang indah di atas 87% wilayah lautannya, lengkap dengan hewan- hewan endemiknya. Sebut saja cendrawasih merah, cendrawasih Wilson, maleo waigeo, burung kakatua, burung nuri, kuskus dan waigeo semua punya tanah Papua ini. Tak hanya itu, lautannya dipenuhi dengan 1.104 jenis ikan, ratusan jenis hewan lunak, serta lebih dari 500 jenis hewan karang. Kaya sekali bukan alam mereka?
Penduduk Raja Ampat tinggal di beberapa pulau- pulau kecil yang ada, sebagian lainnya malah belum berpenghuni. Penghuni pulau- pulau kecil ini disebut juga sebagai orang pulau. Orang- orang pulau yang punya hak adat di wilayah Raja Ampat ini memiliki cara yang unik untuk menjaga alamnya. Saya ingin belajar dari mereka, cara mereka merawat apa yang mereka punya tak pelak lagi memang cara mereka bersyukur.
Awalnya saya tak paham apa itu sasi laut, tapi memang rupanya hal itulah yang berlaku sebagai adat di tanah Papua maupun Maluku. Mencari tahu Raja Ampat, saya bertemu fakta unik mengenai sasi laut ini. Sebuah ketentuan adat yang dirundingkan oleh masyarakat sebagai ketentuan hukum yang mutlak ditaati oleh semua orang pulau. Menjaga laut dan seisinya pada masa tertentu, tidak menjamah apalagi mengambil apa yang ada di dalamnya. Setelah sasi berakhir waktunya, masyarakat akan berpesta untuk membuka sasi ini dan merayakannya dengan hasil laut yang mereka panen. Saya punya banyak keingintahuan dan tanya tentang adat mereka, tentang sasi laut, tentang bagaimana akhirnya ketentuan ini bisa begitu mengikat.
Sistem pengelolaan dan konservasi alam berbasis masyarakat ini seakan menarikku untuk lebih berani melangkahkan kaki. Saya akan mengabulkan rasa penasaran dalam diriku akan Raja Ampat. Penasaranku akan keindahan alamnya, akan isi lautnya yang megah, akan pantai indahnya, tradisi masyarakatnya, hingga cara mereka merawat surga di tanah kelahirannya sendiri. Saya kelak akan merekam semua apa yang bisa ditampung dalam ingatanku, menuangkannya ke dalam sebuah tulisan, menangkapnya dalam bingkai gambar dalam kamera, dan memberi tahu dunia akan Raja Ampat.
Oleh: Hanna Suryadika
Data dan informasi diolah dari:
http://bit.ly/1tcLDX0
http://forda-mof.org/files/6-Kajian_sosekbud_masy_gag_1_Manokwari.pdf
Post ini diikutkan dalam Kompetisi Penulisan di Blog Pribadi bertemakan wisata Raja Ampat yang diadakan oleh Wonderful Indonesia dalam rangka menyambut Sail Raja Ampat 2014.
0 comments